Mungkinkah kita mempelajari etika secara obyektif, atau apakah penilaian moral itu pasti subyektif? Apakah teori-teori etika kuno memiliki relevansi dengan dunia kontemporer? Teori etika manakah yang menawarkan penjelasan paling meyakinkan soal bagaimana seseorang menjalani hidupnya dengan paling baik? Teori-Teori Etika (Eight Theories of Ethics) adalah sebuah pengantar teori-teori etika yang paling komprehensif yang ditemui para mahasiswa tingkat awal Gordon Graham memperkenalkan konsep-konsep fundamental yang menopang etika-etika seperti relativisme dan obyektivisme, kemudian mencurahkan perhatiannya kepada teori-teori etika utama; Egoisme, Hedonisme, Naturalisme dan teori kebajikan, Eksistensialisme, Kantianisme, Utilitarianisme, Kontraktualisme, Reliji.
Di sepanjang buku ini, penyajian materi dibuat dengan menggunakan contoh contoh dari para filsuf moral besar seperti Aristotle, Kant, dan Mill, serta perdebatan-perdebatan kontemporer tentang hakikat manusia, lingkungan dan tingkah laku sosial. Teori- Teori Etika ditulis dengan gaya yang mudah dipahami mahasiswa, disertai saran-saran terperinci untuk bacaan lebih lanjut pada akhir setiap bab, termasuk sumber-sumber asli dan diskusi kontemporer. Buku ini sangat ideal bagi siapa saja yang baru pertama kali memasuki bidang filsafat, serta bagi mereka yang mempelajari etika dalam disiplin ilmu terkait seperti politik, hukum, keperawatan dan kedokteran.
Buku ini membahas tentang etika, tentang benar-salah dan baik-buruk dalam kehidupan manusia. Namun, dapatkah kita membahas kebaikan dan keburukan moral? Moralitas, seperti dipikirkan banyak orang, tidaklah seperti ilmu alam yang berhubungan dengan fakta. Moralitas berhubungan dengan nilai-nilai, yang tentangnya kita hanya memiliki opini pribadi. Berdasarkan sudut pandang ini, tidak ada yang namanya fakta-fakta moral. Ini menjelaskan mengapa manusia tidak mempunyai kesepakatan umum mengenai persoalan-persoalan etika. Dengan demikian, jika ilmu alam adalah obyektif, moralitas adalah subyektif.