Dalam konteks keindonesiaan, bahasa Arab adalah salah satu kontributor terbesar bagi entri bahasa dan budaya Indonesia. Banyak kata, kalimat dan peristilahan dari bahasa Arab yang tak terhingga jumlahnya memasyarakat dan membudaya di lanskap komunikasi dan interaksi insan tanah air, mulai dari level sederhana hingga ke level paling kompleks. Hal ini menyiratkan bahwa bahasa Arab itu semakin urgen sebagai elemen kurikulum pendidikan.
Meskipun diposisikan sebagai bahasa asing, bahasa Arab tetap menunjukkan peran yang meyakinkan sebagai alat komunikasi dan interaksi. Komunikasi dalam hal ini menyatakan bahwa relasi pelaku tidak selalu dalam keadaan aktif secara langsung, sedangkan interaksi menyatakan relasi pelaku selalu dalam keadaan aktif secara langsung. Karena itulah pembelajarannya perlu dilakukan dengan pendekatan komunikatif dan interaktif sehingga lebih terlihat dan terasakan bahwa bahasa Arab itu realistik dan aplikatif.
Sebagai bahasa asing, bahasa Arab diajarkan untuk tujuan dan target empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan ini selanjutnya dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu keterampilan produktif, yaitu berbicara dan menulis, dan keterampilan reseptif, yaitu menyimak dan membaca.
Dengan berbagai karakteristiknya, empat keterampilan berbahasa Arab ini merupakan pilar komunikasi dan interaksi timbal balik. Untuk kepentingan inilah, pembelajarannya mengharuskan adanya pendekatan komunikatif-interaktif, yaitu pendekatan yang mengupayakan penggunaan bahasa Arab secara aplikatif dalam ranah yang nyata sejak tahap bermain peran hingga kondisi real di masyarakat.
Pendekatan pembelajaran komunikatif-interaktif meniscayakan adanya metode, teknik, media, penilaian dan berbagai determinan lain yang secara teoretik dan empirik efektif mendorong dan meningkatkan kemampuan pembelajar menggunakan bahasa Arab untuk komunikasi dan interaksi.